SOSIALISASI DAN BIMBINGAN TEKNIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA MTs


Penyelenggaraan pendidikan di Madrasah bertujuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional, khususnya menyiapkan anak didik kita menjadi calon-calon pemimpin bangsa dimasa yang akan datang yang akan membangun negara ini menjadi negara yang maju adil makmur dan sejahtera, kita menyiapkan peserta didik kita menjadi anak yang sholeh dan sholehah dan juga bijaksana. Pendidikan di Madrasah harus didasari dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang, menyiapkan kecerdasan anak,  dan juga menyiapkan akhlak yang baik. Oleh karena itu seluruh kecerdasan peserta didik kita kembangkan dengan optimal, dan tidak kalah penting kita di Madrasah senantiasa membiasakan anak-anak untuk memiliki karakter, menanamkan karakter yang baik karakter yang kuat kepada anak-anak Madrasah agar anak-anak memiliki akhlak yang mulia dan karakter cinta tanah air dan bangsa, sikap patriotisme, rela berkorban, gotong royong dan termasuk karakter anak-anak yang tahan banting tidak mudah menyerah di dalam belajar dalam berjuang. 

Tujuan kegiatan bimtek ini adalah mensosialisasikan kebijakan Kementerian Agama tentang implementasi kurikulummerdeka pada madrasah, menyamakan persepsi kepada seluruh warga madarasa, meningatkan semangat dan gairah warga madrasah dalam berinovasi dan berkreasi dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran di Madrasah. 

Kurikulum merdeka ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Implementasi kurikulum merdeka disesuaikan dengan pengembangan kekhasan nilai-nilai Madrasah, dan kubutuhan pembelajaran di Madrasah. Dalam pelaksanaanya kurikulum merdeka di madrasah dalam mata pelajaran umum dalam capaian pembelajarannya mengikuti ketentuan dari Kemendikburistek, sedangkan mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab mengikuti ketentuan dari Kementerian Agama.

Ø Terdapat dua pilihan pelaksanaan IKM di Madrasah

1.    Menerapkan beberapa bagian dan prisip kurikulum merdeka tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan, misalnya menerapkan proyek Pr PPRA sebagai ko-kurikuler atau ekstrakurikuler, menerapkan pembelajaran kolaboratif , dsb.

2.    Menerapkan kurikulum merdeka dengan pengembangan berbagai perangkat ajar oleh satuan pendidikan

Ø Spirit Kurikulum Merdeka

a.     Adanya kemerdekaan/otonomi pada satuan pendidikan dalam berkreasi/membuat terobosan dalam proses pembelajaran

b.    Penyederhanaa (materi esensi) sehingga peserta didik memiliki banyak waktu untuk mengembangkan diri

c.     Penguatan karakter peserta didik melalui kegiatan proyek

d.    Fleksibilitas guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran

 

Ø  Tiga hal penting dalam proses pembelajaran

1.      Perencanaan Pebelajaran 

·         Sederhana

·         Mudah dilaksanakan

·         Efektif

·         Dinamis

2.    Pelaksanaan Pembelajaran

·         Memperhatikan keragaman bakat, minat dan potensi peserta didik

·         Pembelajaran lebih ditekankan pada peningkatan kompetensi peserta didik

3.    Asesmen/penilaian hasi belajar

·         Mengukur kompetensi peserta didik

·         Mengetahui ketercapaian pembelajaran

·         Membiasakan peserta didik bernalar kritis/berfikir tingkat tinggi

 

Kebijakan IKM   

  1. Madrasah menerapkan kurikulum 2013, dengan standar isi, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar yang ditetapkan oleh pemerintah, dengan memberi kewenangan madrasah melakukan kreasi dan inovasi dalam mengembangkan kurikulum operasional di masing-masing madrasah
  2. Madrasah menerapkan kurikulum merdeka dengan Standar Isi, dan Capaian Pembelajaran yang ditetapkan oleh pemerintah, dengan memberi kewenangan madrasah melakukan kreasi dan inovasi dalam mengembangkan kurikulum operasional di masing-masing madarasah.

 

Mekanisme Pelaksanaan Kurikulum Merdeka di Madrasah

  1. Madrasah secara mandiri melakukan persiapan implementasi kurikulum merdeka
  2. Madrasah menyusun dan mengembagkan kurikulum operasional madrasah sesuai visi,misi, tujuan, dan kekhasan madrasah.
  3. Madarasah yang sudah siap menerapkan kurikulum merdeka mengajukan usulan secara online melalui aplikasi PDUM, disertai surat rekomendasi dari kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
  4. Kanwil Kementerian Agama Provinsi melakukan verivikasi persetujuan, selanjutnya diusulkan ke Kemenag Pusat 
  5. Direktoran Jenderal Pendidikan Islam menetapkan Madrasah pelaksana kurikulum merdeka

 Strategi Pelaksanaan Kurikulum Merdeka di Madrasah

  1. Standar Isi dan Capaian Pembelajaran mata pelajaran selain PAI dan Bahasa Arab mengacu pada peraturan yang ditetapkan oleh Kemendikbudristek
  2. Standar Isi dan Capaian Pembelajaran mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab mengacu pada peraturan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama

 Cara Menggunakan CP dalam Merancang Pembelajaran di Kelas

  • Berkolaborasi dengan guru 1 fase
  • Menurunkan CP menjadi tujuan-tujuan pembelajaran dengan tingkat kesulitan materi yang berjenjang sehingga membetuk satu alur
  • Mengembangkan TP yang sudah mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keerampilan, beseta materi/konten inti
  • Merangkai tujuan-tujuan pembelajaran dala satu alur dengan mempertimbangkan jenjang kedalaman materi, jenjang cakupan, dan jenjang kesulitannya.

Untuk Jam Pelajaran (JP) diatur oleh pusat pertahun bukan perminggu

  1. Madrasah dapat mengatur jam pelajaran satu,dua,tiga mingguan, bulanan, atau bahkan secara blok materi, pertimbangannya untuk efektifitas pembelajaran mewujudkan CP
  2. Target JP untuk satu tahun bisa dicapai kurang dari satu tahun
  3. Madrasah akan lebih fleksibel merencanakan model pembelajaran dalam mewujudkan CP
  4. Model pembelajaran dapat konvensional, kolaborasi beberapa mapel untuk satu tema yang sama berbasis proyek, pembelajran blok, dsb.

 Struktur Kurikulum Merdeka MTs

  • Total Jam Pelajaran (JP) tidak termasuk muatan lokal (Mulok) dan/atau mapel tambahan yang diselenggarakan oleh Madrasah.
  • Madrasah mengalokasikan 20-30% JP (diluar jam intrakurikuler) untuk P5RA
  • Madrasah dapat menambah atau relokasi JP sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan yang ada.
  • Madrasah dapat melaksanakan pembelajaran dengan sistem paket dan/atau SKS
  • Beban belajar bagi madrasah dengan Sistem Kredit Semester (SKS) dilaksanakan sesuai dengan regulasi yang mengatur mengenai Sistem Kredit Semester (SKS).

Kegiata Pembelajaran Di Madrasah

1.      Perencanaan

a.       Kegiatan dilakukan oleh pendidik merancang kegiatan pembelajran agar berjalan efektif dan efisien

b.      Perencanaan pembelajaran disusun secara sederhana, simpel, dan mudah dilaksanakan

c.       Salah satu bentuk perencanaan pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)/modul ajar

 

2.      Pelaksanaan 

a.       Penguatan pola pembelajaran religius dengan menjadikan nilai-nilai akhlak dan pemahama yang moderat sebagai inspirasi cara berfikir, cara bersikap dan bertindak pada proses pembelajaran di madrasah.

b.      Menerapkan pembelajaran aktif dan pengalaman langsung peserta didik

c.       Berbasis perbedaan individual dengan memperhatikan 4 tipe belajar peserta didik yaitu tipe, auditori, visual, kinestetik, dan campuran

d.      Sesuai kebutuhan peserta didik yang beragam, sehingga pembelajaran menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik

3.      Penilaian 

a.       Penilaian Fomatif

Bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran

b.      Penialaian Sumatif

Bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan kelulusan dari satuan pendidikan

c.       Penilaian hasil belajar peserta didik dapat berbentuk tes tulis, praktik, penugasan, portofolio, dan ayau bentuk lain yang ditetapkan oleh madrasah

 

Pengembangan Karakter Peserta Didik (Profil Pelajar Pancasila)

“Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila” 

Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu:

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,

2. Mandiri.

3. Bergotong-royong.

4. Berkebinekaan global.

5. Bernalar kritis.

6. Kreatif.

Keenam dimensi tersebut perlu dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan agar setiap individu dapat menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Pemerintah menetapkan tema-tema utama untuk dirumuskan menjadi topik oleh satuan pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta karakteristik peserta didik. Tema-tema utama proyek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan sebagai berikut: 

1.      Bangunlah Jiwa dan Raganya

2.      Berekayasa dan Berteknologi untuk membangun NKRI

3.      Bhinneka Tunggal Ika

4.      Gaya Hidup Berkelanjutan

5.      Kearifan Lokal

6.      Kewirausahaan

7.      Suara Demokrasi

Kementerian Agama menetapkan tema-tema utama untuk dirumuskan menjadi tema turunan oleh satuan pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta karakteristik peserta didik. Tema-tema utama proyek penguatan profil pelajar Rahmatan lil ‘Alamiin yang dapat dipilih dari nilai-nilai moderasi beragama oleh satuan pendidikan sebagai berikut:

1. Berkeadaban (ta’addub),

2. Keteladanan (qudwah),

3. Kewarganegaraan dan kebangsaan (muwaṭanah),

4. Mengambil jalan tengah (tawassuṭ),

5. Berimbang (tawāzun),

6. Lurus dan tegas (I’tidāl),

7. Kesetaraan (musāwah),

8. Musyawarah (syūra),

9. Toleransi (tasāmuh),

10. Dinamis dan inovatif (tathawwur wa ibtikâr),

 

Pelaksanaan P5RA dilakukan secara kolaboratif dari beberapa mata pelajaran (melibatkan guru, peserta didik, dan masyarakat). Pelaksanaan P5RA dalam bentuk kegiatan kokurikuler/ekstrakurikurikuler dan/atau terintegrasi. Pemerintah menyiapkan beberapa tema, madrasah dapat mengembangkan topik yang lebih spesifik dari tema tersebut sesuai dengan tahap capaian pembelajaran siswa. Dalam satu tahun pembelajaran dapat memilih 2-3 tema proyek tersebut. Yang harus dipersipakan madrasah dalam persiapan impelementas kurikulum merdeka yaitu:

·         Mengikuti sosialisasi kurikulum merdeka

·         mengikuti/melakukan bimtek persiapan kurikulum merdeka

·         Membuat tim persiapan implementasi kurikulum merdeka

·         Menyusun kurikulum operasional madrasah (buku dokumen 1) dengan melakukan kreasi dan inovasi sesuai visi, misi, tujuan dan kekhasan madrasah

·         Guru menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP, modul, dll) sesuai spirit Kurikulum merdeka (mandiri, kolaboratif, fleksibel)

·         Madrasah melakukan sosialisasi kepada stakeholder/warga madrasah

·         Untuk menambah wawasan dapat melakukan sharing dengasn sekolah lain yang telah terlebih dahulu melaksanakan kurikulum merdeka

Kurikulum operasional madrasah adalah rencana proses belajar yang diselenggarakan oleh madrasah sebagai pedoman menyeluruh. Penyelenggaraan pembelajaran ini dikembangkan dan dikelola dengan mengacu kepada struktur kurikulum dan standar yang ditetapkan oleh pemerintah dan menyelaraskannya dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, madrasah, dan daerah

Dalam pengimplementasian kurikulum merdeka terdapat 4 tahapan dalam implementasinya yang harus di fahami, yaitu:

1.      Memahami garis besar kurikulum merdeka

2.      Memahami pembelajaran dan asesmen

3.      Memahami pengembangan kurikulum operasional Madrasah  

4.      Memahami pengembangan projek penguatan pelajar Pancasila dan pelajar rahmatan lil alamin

Kerangka dasar kurikulum merdeka yang tertinggi adalah tujuan pendidikan nasional yang sudah terintegrasi dengan Profil Pelajar Pancasila dari sini diturunkan Standar kopetensi lulusan kemudian dijabarkan ke dalam standar isi, standar proses, dan standar penilaian pendidikan. Dari ketiga standar ini diturunkan menjadi Capaian Pembelajaran, struktur kurikulum, prinsip pembelajaran dan asasmen. Ketiga dokumen dari pemerintah pusat ini digunakan sebagai acuan dalam menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.

Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Madrasah 

Penyusunan kurikulum operasional madrasah ini harus bersifat:

·         Tetap dalam artian mengacu kepada kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan madrasah diberi kewenangan untuk melakukasn kreasi dan inovasi

·         Fleksibel/Dinamis, mengembangkan kurikulum operasional berdasarkan kerangka dan struktur kurikulum, sesuai karakteristik dan kebutuhan madrasah

Prinsip-prinsip dalam menyusun pengembangan kurikulum operasional di madrasah yang harus memperhatikan adalah sebagai berikut:

  1. Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik.
  2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik madrasah, konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus MAK), dan menunjukkan karakteristik atau kekhususan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (khusus madrasah inklusif).
  3. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan di madrasah. Bahasa  yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami.
  4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual.
  5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum madrasah melibatkan komite madrasah dan berbagai pemangku kepentingan, antara lain guru, orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk  MAK, di bawah koordinasi dan supervisi Kementerian Agama sesuai dengan kewenangannya.
  6. Pemerataan dan Peningkatan Mutu. Pengembangan kurikulum madrasah diorientasikan sebagai upaya pemerataan kesempatan memperoleh layanan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan yang dapat memberikan akses pada semua peserta didik dan menghargai perbedaan termasuk PDBK

 

Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Madrasah 

Langkah-langkah penyusunan kurikulum operasional (bagi yang belum pernah menyusun kurikulum operasional di madrasah)

  1. Menganalisis  konteks KARAKTERISTIK MADRASAH
  2. Merumuskan Visi Misi Dan Tujuan
  3. Pengorganisasian Pembelajaran
  4. Perencanaan Pembelajaran

Langkah-langkah peninjauan dan revisi kurikulum operasional (bagi yang telah memiliki dokumen kurikulum operasional di madrasah). Proses peninjauan dan revisi kurikulum operasional di madrasah 

  1. Menganalisis konteks karakteristik madrasah
  2. Meninjau  visi misi tujuan
  3. Meninjau pengorganisasian  pembelajaran
  4. Menyusun  rencana  pembelajaran 
  5. Merancang evaluasi, pendampingan & pengembangan profesional 

Dalam menyusun kurikulum operasional satuan pendidikan, setiap komponennya dapat dikembangkan melalui proses reversibel (bolak balik) antara analisis lingkungan belajar satuan pendidikan, visi-misi satuan pendidikan, serta tujuan dan strateginya. Dalam perencanaan, penting bagi sekolah untuk mengumpulkan berbagai data untuk mendapatkan informasi yang komprehensif. Informasi ini kemudian dianalisis untuk memberikan kesimpulan yang tepat bagi perencanaan yang optimal. Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai cara yang dinilai sesuai dengan kebutuhan berproses selama hasilnya selaras antarkomponennya.

 

Komponen 1 : Analisis Konteks Karakteristik Madrasah

Analisis karakteristik madrasah analisis karakteristik madrasah ini adalah  gambaran keunikan suatu madrasah dalam hal peserta didik, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana, kemitraan, potensi sumber dana dan lingkungan sosial budaya. 

Prinsip-prinsip analisis:

·         Melibatkan perwakilan warga madrasah

·         Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi madrasah

·         Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis dan dokumentasi data

·         Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk mengembangkan strategi atau solusi.

Pilihan cara untuk mengumpulkan informasi:

·         Kuesioner

·         Wawancara

·         Diskusi kelompok terpumpun/Focus Group Discussion (FGD) 

·         Observasi

·         Rapor pendidikan ataupun Evaluasi Diri Madrasah

 

Kekhasan Dan Ruh Madrasah Yang Harus Dikembangkan

  1. Perspektif ibadah berdimensi ukhrowi, nilai agama dan akhlak harus mewarnai praktik pendidikan di madrasah
  2. Hubungan guru-peserta didik diikat dengan mahabbah fillah, nilai kasih sayang, saling membatu, dan menolong
  3. Pandangan ‘ainurrahmah, berlandaskan kasih sayang bukan nafsu
  4. Hati nurani sebagai sasaran utama
  5. Akhlak diatas ilmu pengetahuan

 

4 Pilihan Analisis Karakter/Kekhasan Madrasah

  1. Analisis kekuatan dan perbaikan madrasah ranah perencanaan dan pengelolaan pembelajaran
  2. Analisis kekuatan dan perbaikan madrasah ranah perencanaan dan pengelolaan pembelajaran dengan ada pertimbangan sudut pandang peserta didik
  3. Analisis kekuatan dan perbaikan madrasah ranah perencanaan dan pengelolaan pembelajaran dengan ada pertimbangan sudut pandang peserta didik dan orang tua
  4. Analisis kekuatan dan perbaikan madrasah ranah perencanaan dan pengelolaan pembelajaran dengan ada pertimbangan sudut pandang kebijakan daerah/nasional dan sudut pandang masukan berbagai pemangku kepentingan (pihak internal dan eksternal madrasah)

 

Komponen 2 : Visi Misi Dan Tujuan 

1.      Visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga madrasah, gambaran masa depan, bersifat realistis, kredibel, atraktif, kemudian berfokus ketakwaan, karakter, pengetahuan, keterampilan dan mendukung pencapaian P5RA

2.      Misi adalah pernyataan bagaimana madrasah mencapai visinya, rujukan penyusunan program, kalimat tindakan, dan upaya bersama

3.      Tujuan adalah gambaran dari hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu oleh setiap madrasah. Prinsip penting dalam membuat tujuan yaitu SMART, yaitu :

·         Specific (spesifik) bahwa tujuan harus jelas dengan bahasa yang lugas.

·         Measurable (terukur) tujuan harus dapat diukur kemajuannya

·         Achievable (dapat dicapai) tujuan atau target harus realistis dan dapat dicapai 

·         Relevant (relevan) tujuan dan target harus bisa mendukung dan selaras dengan target-target yang lainnya 

·         Time Based (tepat waktu) tujuan atau target sebuah madrasah itu harus memiliki pegangan waktu 

Terdapat 4 pilihan analisis dalam menyusun ataupun meninjau visi misi dan tujuan diantaranya: 

1.      Madrasah dapat menggunakan visi misi dan tujuan yang sudah ada .

2.      Meninjau ulang dengan disesuaikan kondisi lingkungan internal madrasah .

3.      Meninjau ulang visi misi dan tujuan madrasah yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal madrasah serta karakteristik peserta didik dan aspirasi orang tua. 

4.      Mempertimbangkan sudut pandang/masukan dari berbagai pemangku kepentingan madrasah dalam meninjau ulang secara menyeluruh dan merumuskan kembali visi, misi, dan tujuan berdasarkan analisis karakteristik/kekhasan madrasah. 

 

Komponen 3 : Pengorganisasian Pembelajaran 

Cara madrasah mengatur pembelajaran muatan kurikulum dalam rentang waktu tertentu. Dokumen rujukan pengorganisasian pembelajaran yaitu regulasi tentang pedoman IKM, permendikbud No 62 tahun 2014 tentang ekstra kurikuler, panduan P5RA, dan kebijakan lain yang relevan. Sedangkan prinsip pengorganisasian pembelajaran yaitu memprioritaskan kebutuhan peserta didik, menyesuaikan dengan SDM, mempertimbangkan ketersediaan sarana dan prasarana, dan mempertimbangkan kemitraan dengan instansi lain. Terdapat tiga komponen dalam penyusunan pembelajaran di madrasah yaitu:

1.      Intrakurikuler, 

Pembelajaran berisi muatan mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya jika ada (mulok), Program Kebutuhan Khusus Madrasah untuk madrasah yang memiliki PDBK.

2.      Kokurikuler/P5PPRA

Projek penguatan profil pelajar Pancasila dan pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin. pada dasarnya adalah dalam bentuk kokurikuler. Adapun jika Madrasah ingin merancang secara terpadu dengan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler maka diperbolehkan.

3.      Ekstrakurikuler, 

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan diluar jam belajar di bawah bimbingan dan pengawasan madrasah.

Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pengorganisasian pembelarajan.

1.      Pendekatan mata pelajaran, 

·         Setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara satu mapel dengan mapel lainnya.

·         Tatap muka dilakukan secara reguler setiap minggu, dengan jumlah jam tatap muka sesuai dengan yang ditetapkan oleh masing-masing madrasah berdasarkan ketentuan minimal dari pemerintah.

2.      Pendekatan tematik, 

·         Pembelajaran disusun berdasarkan tema yang menaungi kompetensi-kompetensi dari berbagai mata pelajaran.

·         Pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema..

3.      Pendekatan terintegrasi, 

·         Konsep-konsep dan keterampilan  tertentu dari mata pelajaran diajarkan secara kolaboratif (team teaching).

·         Pendidik berkolaborasi sedemikian rupa untuk  merencanakan, melaksanakan dan melakukan asesmen untuk suatu pembelajaran yang terpadu.

·         Sebagai contoh mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara terintegrasi.

·         Pencapaian Profil Pelajar Pancasila dan Pelajar Rahmatan lil Alamin bisa menggunakan pendekatan ini.

4.      Pendekatan secara bergantian dalam blok waktu terpisah, 

·         Pembelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu dengan berbagai macam pengelompokkan. 

·         Sebagai contoh, mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara bergantian dalam blok waktu yang terpisah

 

Komponen 4 : Perencanaan Pembelajaran 

Perencanaan pembelajaran meliputi ruang lingkup madrasah dan ruang lingkup kelas. 

1.      Ruang Lingkup Madrasah 

Penyusunan alur  tujuan pembelajaran atau silabus. Dalam ruang lingkup madrasah, perumusan dan penyusunan alur dan tujuan pembelajaran atau silabus mata pelajaran berfungsi mengarahkan madrasah dalam merencanakan, mengimplementasi, dan mengevaluasi pembelajaran secara keseluruhan sehingga capaian pembelajaran diperoleh secara sistematis, konsisten, dan terukur. 

2.      Ruang Lingkup Kelas

Penyusunan modul ajar atau rencana pelaksanan pembelajaran. Untuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran pada ruang lingkup kelas, madrasah dapat menggunakan, memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul ajar yang disediakan Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian lampiran.

 

EVALUASI PEMBELAJARAN DAN KURIKULUM OPERASIONAL MADRASAH 

Dalam penyusunan K.O.M terdapat dua aspek yang perlu dievaluasi dan dilakukan secara mandiri dan berkala oleh madrasah, 

1.      Evaluasi Pembelajaran 

Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengukur keberhasilan pendidik dalam memfasilitasi pembelajaran sedangkan 

2.      Evaluasi Kurikulum Operasional Madrasah 

Evaluasi kurikulum operasional madrasah  bertujuan untuk mengukur keberhasilan kepala madrasah dan pendidik dalam menjalankan seluruh program pendidikan yang direncanakan dengan tujuan untuk memahami apakah visi dan misi serta tujuan madrasah telah tercapai atau belum.

 

Dalam mengevaluasi pembelajaran dan Kurikulum Operasional Madrasah, ada beberapa hal yang dapat dijadikan sumber,yaitu:

·         Hasil asesmen peserta didik per unit

·         Artefak peserta didik melalui projek peserta didik dalam bentuk portofolio, pameran karya, pertunjukan, dan lain sebagainya.

·         Survei lulusan

·         Refleksi proses pembelajaran oleh pendidik. 

·         Observasi yang dilakukan oleh kepala madrasah 

·         Raport madrasah atau evaluasi diri madrasah.

 

Kapan Evaluasi KOM dapat dilakukan ?

v  Per hari

Pendidik membuat catatan anekdotal secara informal mengenai bagaimana proses pembelajaran berjalan, bagaimana tujuan pembelajaran tercapai, bagaimana peserta didik merespon proses kegiatan belajar

v  Per unit belajar

Setelah melakukan asesmen formatif, secara individual maupun tim, pendidik bisa mengkaji ulang proses belajar dan tercapainya tujuan dan melakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses belajar

v  Per semester

Setelah satu semester selesai, pendidik dan tim dapat melihat kontinum pencapaian

v  Pertahun 

Evaluasi terhadap pencapaian dan proses pembelajaran dalam satu tahun dapat dikumpulkan berkala dalam rentang waktu yang lebih pendek dan bagaimana hal tersebut berkpntribusi dengan visi, misi, serta tujuan madrasah

 

Mengapa KOM perlu ditinjau ulang ?

·         Meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap keterlibatan dan kepuasan belajar.

·         Menunjukkan kekuatan dan tantangan pelaksanaan program belajaran sebagai implementasi kurikulum operasional.

·         Mengevaluasi perubahan terkini dari implementasi yang dilakukan.

·         Mengidentifikasi program belajar yang perlu diperbaiki.

·         Mengukur ketercapaian visi dan misi melalui program yang diajarakan madrasah.

 

Apa yang dapat ditinjau ulang?

·         Alur pembelajaran

·         Kompetensi utuh peserta didik

·         Asesmen pembelajaran

·         Sumber materi ajar, perlengkapan visual

·         Persepsi peserta didik

·         Peningkatan kompetensi dan pengelolaan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan

·         Proses dan program yang dianggap paling berhasil

·         Untuk madrasah iklusif, kesesuaian layanan pendidikan inlusif da khusus dengan potensi dan kebutuhan peserta didik

 

Siapa yang terlibat dalam evaluasi KOM ?

  1. Kepala madrasah
  2. Wakamad bidang kurikulum
  3. Pendidik
  4. Tenaga kependidikan
  5. Peserta didik
  6. orangtua/wali peserta didik
  7. Pengawas madrasah
  8. Mitra (dunia kerja, oorganisasi komunitas, industri, dll)
  9. Para ahli/pakar
  10. Dan lai-lain

 

Cara melakukan evaluasi KOM

1.      Kolaboratif

Melibatkan seluruh pemangku kepentingan

2.      Reflektif

Melihat kembali pencapaian dan kekurangan dari berbagai aspek, jujur, dan berdasarkan bukti

3.      Berdasarkan data

Membuat kesimpulan berdasarkan fakta yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan yang di telaah secara seksama

4.      Berpusat pada peserta didik

Mengedepankan kepentingan peserta didik dalam mengambil kesimpulan maupun keputusan

5.      Fokus pada perbaikan dan pengembangan kualitas pembelajaran peserta didik

Setelah melewati seluruh proses evaluasi tersebut kepala madrasah dan pengawas melakukan pendampingan dan pengembangan profesional dengan cara sebagai berikut:

1.      Coaching yaitu proses pendampingan untuk mencapai tujuan dengan menggali pemikiran pemikiran seseorang dalam hasil pendidik terhadap suatu masalah 

2.      Mentoring yaitu proses pendampingan dengan berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk mengatasi suatu kendala 

3.      Pelatihan, proses ini untuk menguatkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kinerja dengan narasumber narasumber bisa dari internal ataupun bisa dari eksternal sesuai dengan kemampuan madrasah

 

Prinsip Pembelajaran Pada Kurikulum Merdeka

Tujuan kurikulum merdeka yaitu yang pertama adalah menghasilkan peserta didik yang memiliki semangat belajar sepanjang hayat sesuai dengan nilai-nilai madrasah, sehingga peserta didik berkemampuan untuk mampu mengambil keputusan dan memecahkan masalah, sehingga kata kunci dari kurikulum merdeka ini adalah nalar siswa dari sisi pembelajaran. Yang kedua adalah peserta didik yang memiliki karakter Pancasila dan Rahmatan lil’alamin. Dua kunci yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan dalam rangka mencapai tujuan tersebut yang pertama pastikan meimiliki rasa bahagia untuk mengoptimalkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran dan yang kedua adalah keberanian untuk berinovasi.

 

Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka

1.      Berorientasi pada masa depan

2.      Berorientasi pada nilai ibadah

3.      Dirancang sesuai karakteristik peserta didik

·         Memiliki kesiapan belajar yang sama

·         Memiliki minat belajar yang sama

·         Profile gaya belajar peserta didik yang sama

4.      Membangun pembelajar sepanjang hayat

Peserta didik diberikan kesempatan dan difasilitasi agar mereka memiliki keterampilan dan kecakapan untuk mereka menjadi bagian dari komunitas masyarakat

5.      Mendukung pengembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistic

6.      Dirancang secara kontekstual dengan melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra

 

Konsep Capaian Pembelajaran

Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran.”

Pembagian Fase

Fase pondasi   : PAUD/RA

Fase A             : MI Kelas 1 – 2

Fase B             : MI Kelas 3 – 4

Fase C             : MI Kelas 5 – 6

Fase D             : MTs Kelas 7-9

Fase E             : MA/MAK Kelas 10

Fase F              : MA/MAK Kelas 11 – 12

 

a.      Rasional Mata Pelajaran

·         Alasan mempelajari mapel tersebut

·         Keterkaitan antara mapel dengan salah satu (atau lebih) Profil Pelajar Pancasila

b.      Tujuan Mata Pelajaran

·         Kemampuan yang perlu dicapai peserta didik setelah mempelajari mata pelajaran tersebut

c.       Karakteristik Mata Pelajaran

·         Deskripsi umum tentang apa yang dipelajari dalam mata pelajaran

·         elemen-elemen atau domain mata pelajaran serta deskripsinya

d.      Capaian dalam Setiap Fase Secara Keseluruhan

·         Kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase. dibuat dalam bentuk pernyataan yang disajikan dalam paragraph yang utuh

e.       Capaian dalam Setiap Fase Menurut Elemen

·         dibuat dalam bentuk matriks. Setiap elemen dipetakan menurut perkembangan peserta didik

 

Setiap CP memiliki beberapa elemen, arti elemen dalam CP yaitu setiap CP suatu mata pelajaran meiliki beberapa elemen atau kelompok kompetensi esensial yang berlaku sama untuk semua fase pada mata pelajaran tersebut. Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian per fasenya sendiri yang saling menunjang untuk mencapai pemahaman yang dituju. Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama atau berbeda dengan mata pelajaran lainnya, hal tersebut disesuaikan dengan karakteristik pada masing-masing mata pelajaran.

 

Teknik Perumusan Tujuan Pembelajaran

1.      Merumuskan Tujuan Pembelajaran secara langsung melalui Capaian Pembelajaran

2.      Merumuskan Tujuan Pembelajaran dengan menganalisis “kompetensi” dan “lingkup materi”pada Capaian Pembelajaran 

3.      Merumuskan Tujuan Pembelajaran lintas elemen

 

Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis menurut urutan dari awal hingga akhir fase. Terdapat dua aspek atau dua komponen yang harus di fahami

 

Tujuan Pembelajaran (TP)

1.      Kompetensi

Kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.

2.      Lingkup materi

Ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir satu unit pembelajaran

 

Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

·         Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai secara utuh dalam satu fase

·         ATP menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase

·         ATP menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi dalam satu fase

 

Dokumen Perencanaan pembelajaran

Dokumen Perencanaan pembelajaran dapat berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau Modul Ajar. Fungsi dari kedua dokumen ini pada dasarnya sama, tetapi yang membedakan hanya kompenennya saja.

Komponen minimum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran:

     Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan pembelajaran)

     Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu atau lebih pertemuan.

     Asesmen pembelajaran: Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran dan rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran

Komponen minimum dalam modul ajar:

     Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan pembelajaran)

     Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu tujuan pembelajaran yang dicapai dalam satu atau lebih pertemuan.

     Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran beserta instrumen dan cara penilaiannya

     Rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran beserta instrumen dan cara penilaiannya

     Media pembelajaran yang digunakan, termasuk misalnya bahan bacaan yang digunakan, lembar kegiatan, video, atau tautan situs web yang perlu dipelajari peserta didik

Apabila guru menggunakan modul ajar, maka tidak perlu membuat RPP karena komponen-komponen dalam modul ajar meliputi komponen-komponen dalam RPP.

Pelaksanaan Pembelajaran di Madrasah

Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar, memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1.      Penguatan pola pembelajran rekigius dengan menjadikan nilai-nilai akhlak dan pemahaman yang moderat sebagai inspirasi cara berfikir, cara bersikap dan bertindak pada proses pembelajaran di madrasah.

2.      Menerapkan pembelajaran aktif dan pengalaman langsung peserta didik.

3.      Berbasis pervbedaan individual dengan memperhatikan 4 tipe belajar peserta didik yaitu tipe auditori, visual, kinestetik, dan campuran.

4.      Sesuai kebutuhan peserta didik yang beragam, sehingga pembelajaran menyenangkan, dan bermakna bagi peserta didik.

Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan keadaan peserta didik, dengan tetap memberikan hak pendidikan yang sama untuk semua peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan perbedaan setiap individu.

Pendidik dapat mendesain pembelajaran berdiferensiasi meliputi :

Ø  Diferensiasi Konten (Materi)

Materi pembelajaran disesuaikan dengan kesiapan peserta didik berdasarkan kompleksitasnya, contoh: kompetensi yang akan dicapai yaitu mengurutkan dan membandingkan bilangan bulat terkait dalam keseharian. Pendidik dapat melakukan diferensiasi terhadap pemahaman konsep bilangan bulat peserta didik di kelas.

Ø  Diferensiasi Proses (Metode/Strategi)

Proses Pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan penerimaan/keterampilan peserta didik, contoh : Kompetensi memahami gaya dan tekanan. Pendidik dapat melakukan diferensiasi berupa:

     pendampingan pada praktik yang dilakukan peserta didik secara langsung

     Modeling-praktik-kerja mandiri-review

     Memberi pertanyaan pemantik untuk belajar mandiri

Ø  Diferensiasi Produk

Penyesuaian hasil dari kegiatan pembelajaran berdasarkan peminatan peserta didik, contoh : Menceritakan ulang nilai-nilai luhur yang didapatkan dalam teks narasi (dongeng nusantara) Pendidik dapat melakukan diferensiasi produk hasil belajar peserta didik berupa:

     Bahan tayang visual (poster, slide paparan, dan sejenisnya)

     Podcast

     Review berbasis media Audio-visual

     Pagelaran drama

Ø  Diferensiasi Lingkungan Belajar

Diferensiasi lingkungan belajar disesuaikan dengan minat peserta didik, contoh: Pada pelajaran Bahasa Inggris Pendidik dapat melakukan diferensiasi lingkungan belajar peserta didik, seperti: Peserta didik yang menyukai teknologi disediakan computer atau tablet untuk membuat infografis, atau mendengarkan rekaman audio. Peserta didik yang gemar membaca disediakan perpustakaan mini dengan buku-buku yang sesuai materi. Peserta didik yang menyukai seni, disediakan berbagai media seni untuk menginterpretasikan tulisan dalam bentuk karya seni.

Merancang Pembelajaran Kolaboratif Antar Mata Pelajaran

·         Pemetaan TP dari beberapa mata pelajaran yang memiliki kesamaan karakteristik

·         Menentukan jenis kegiatan

·         Menyusun lembar kerja berdasarkan TP masing-masing mata pelajaran

 

Langkah-langkah Merancang Pembelajaran Kolaboratif Antar Mata Pelajaran

1.      Menganalisis TP dari beberapa mata pelajaran yang memiliki kesamaan karakteristik

2.      Merancang desain pembelajaran

3.      Menentukan jenis kegiatan

4.      Menyusun lembar kerja berdasarkan TP masing-masing mata pelajaran

5.      Menyusun instrument penilaian

  Asesmen/Penilaian pada Kurikulum Merdeka di Madrasah

Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik

·         Asesmen Formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar

·         Asesmen Sumatif, yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen sumatif dilakukan di akhir proses pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan pendidikan. asesmen sumatif menjad bagian dari perhitungan penilaian akhir semester, akhir tahun ajaran dan/atau akhir jenjang.

 

Pada kurikulum ini guru diharapkan memberikan proporsi lebih banyak pada pelaksanaan asesmen formatif daripada menitikberatkan orientasi pada asesmen sumatif. Harapannya, ini akan mendukung proses penanaman kesadaran bahwa proses lebih penting daripada sebatas hasil akhir. Keseimabangan asesmen formatif dan sumatif menjadi sangat penting karena akan mengubah paradigma belajar yang menitikberatkan pada nilai menjadi belajar yang menitikberatkan pada proses. Jika ketergantungan pada asesmen sumatif masih terjadi dengan umpan balik yang sedikit, maka dapat menghambat proses peserta didik untuk mengalami pengetahuan.

Perencanaan asesmen pembelajaran, yaitu dengan mengembangkan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP) dari TP. Kemudian menentukan teknik asesmen yang relevan dan berdiferensiasi. Kemudian Menyusun instrumen asesmen yang relevan dengan teknik yang ditetapkan. Merencanakan asesmen kurikulum merdeka dengan baik akan menghasilkan data hasil belajar yang baik. Asesmen merupakan bagian dari tahapan penyusunan modul ajar. sehingga penyusunan tidak bisa dilepaskan dari penyusunan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran. Diawali dengan menyusun KOM, dilanjutkan dengan menyusun TP dan ATP berdasarkan analisi capaian pembelajaran. Cara merencanakan asesmen kurikulum merdeka adalah sebagi beikut:

1.      Menggunakan alur tujuan pembelajaran

·      Ketergantungan asesmen terhadap alur tujuan pembelajaran menjadikan pentingnya menyusun ATP dengan baik.

·      Ketika pendidik mau menyusun asesmen dituntut untuk melihat alur tujuan yang telah disusun. maka langkah pertama pastikan ATP sudah tersusun

2.      Mengidentifikasi tujuan pembelajaran

·      Mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang menjadi kompetensi yang diinginkan.

·      Tujuan pembelajaran minimal terdiri dari dua komponen yaitu kata kerja kompetensi dan materi pokok, contoh kata kerja kompetensi adalah menyajikan, menggeneralisasi, membandingkan, memperkirakan, mengukur, mengobservasi, dan lain-lain.

·      Pendidik dan satuan pendidikan perlu mengamati kompetensi apa yang ada di tujuan pembelajaran ketika menyusun asesmen.

3.      Mengidentifikasi bentuk asesmen kurikulum merdeka

·      Mengidentifikasi bentuk asesmen untuk mengukur pembelajaran, baik asesmen formatif maupun sumatif

·      Setiap tujuan pembelajaran ditentukan bentuk asesmen sumatif yang akan dilakukan, dapat berbentuk tes, produk, kinerja, atau projek.

·      Setiap tujuan pembelajaran diturunkan menjadi beberapa aktivitas kegiatan pembelajaran. Pendidik dapat melakukan asesmen formatif di aktivitas kegiatan pembelajaran.

4.      Menyusun instrument asesmen formatif dan sumatif

·      Menyusun instrument asesmen formatif dan sumatif, dimana penyusunannya bersamaan dengan menyusun modul ajar. Dua hal yang perlu diperhatikan adalah :

-          Jika asesmen berupa kinerja, pendidik dapat membuat instrument dalam bentuk rubrik.

-          Jika asesmen berupa tes, pendidik menyusun perangkat tes dengan disertai pedoman penskorannya.

 

Prinsip Asesmen Pembelajaran

·           Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya

·           Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsinya dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.

·           Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran selanjutnya.

·           Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut.

·           Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

 

Perubahan Paradigma Penilaian (Asesmen)

Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung berfokus pada asesmen sumatif yang dijadikan acuan untuk mengisi laporan hasil belajar. Hasil asesmen belum dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran. Pada kurikulum merdeka, pendidik diharapkan lebih berfokus pada asesmen formatif dibandingkan sumatif dan menggunakan hasil asesmen formatif untuk perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan.

·           Asesmen sebagai proses pembelajaran (Assessment AS Learning)

-            Asesmen untuk refleksi proses pembelajaran

-            Berfungsi sebagai asesmen formatif

·           Asesmen untuk proses pembelajaran (Assessment FOR Learning)

-            Asesmen untuk perbaikan proses pembelajaran

-            Berfungsi sebagai asesmen formatif

·           Asesmen pada akhir proses pembelajaran (Assessment OF Learning)

-            Asesmen untuk evaluasi pada akhir proses pembelajaran

-            Berfungsi sebagai asesmen sumatif

 

Karakteristik Asesmen Formatif dan Sumatif

Pendidik dan satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk mengatur pelaksanaan asesmen formatif maupun sumatif melalui berbagai teknik guna mengukur dan mengintervensi capaian yang dilakukan dalam pembelajaran

·           Formatif

-            Terpadu dengan proses pembelajaran, sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan. Perencanaan asesmen formatif dibuat menyatu dengan perencanaan pembelajaran;

-            Melibatkan peserta didik dalam pelaksanaannya (misalnya melalui penilaian diri, penilaian antarteman, dan refleksi metakognitif terhadap proses belajarnya);

-            Memperhatikan kemajuan penguasaan dalam berbagai ranah, meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga dibutuhkan metode/strategi pembelajaran dan teknik/instrumen.

·           Sumatif

-            Merupakan alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik dalam satu lingkup materi atau periode tertentu, misalnya satu lingkup materi, akhir semester, atau akhir tahun ajaran;

-            Capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan kriteria capaian yang telah ditetapkan

-            Digunakan pendidik atau satuan pendidikan untuk mengevaluasi efektivitas program pembelajaran.

Kedua memiliki kesamaan yaitu adanya umpan balik untuk pemberian intervensi kepada peserta didik maupun perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

Beberapa hal penting dalam pelaksanaan asesmen formatif ini yaitu

  1. Dilakukan secara terus menerus, bersamaan dengan proses pembelajaran
  2. Menggunakan berbagai teknik asesmen sesuai dengan target pada tujuan pembelajaran
  3. Memberikan umpan balik untuk peserta didik dan pendidik untuk merefleksi pembelajaran 
  4. Berorientasi pada perubahan, bagaimana peserta didik mengalami perubahan secara signifikan dari segi afektif, kognitif, dan psikomotor sesuai dengan target tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. bukan sekadar memenuhi kuantitas nilai yang termuat dalam rapor. 
  5. Bersifat informatif, memberikan informasi yang terbuka, yang sebenar-benarnya. Karena hal ini sebagai titik awal guru maupun orang tua peserta didik untuk melihat tentang proses pembelajaran, apakah proses pembelajaran ini sudah sesuai dengan target capaian yang sudah ditentukan pada awal pembelajaran atau belum.

Pada pelaksanaan asesmen sumatif ini, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan, yaitu:

  1. Dilakukan untuk mengonfirmasi capaian pembelajaran peserta didik pada periode tertentu (akhir lingkup materi, semester atau akhir jenjang)
  2. Hasilnya akan digunakan sebagai bahan pengolah laporan hasil belajar
  3. Pemberian umpan balik tetap dilakukan walaupun data hasil pengukuran capaian telah didapat, peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran, tetapi tetap melanjutkan bersama rombongan belajar yang lainnya untuk mempelajari tujuan pembelajaran berikutnya. Dalam artian peserta didik dapat melanjutkan ke semeseter selanjutnya, tetapi beberapa tanggungan TP yang belum terselesaikan tetap harus dituntaskan atau dipelajari kembali, dan jika hal ini dapat diintevensi oleh pendidik maka masih akan dikuatkan kembali terkait dengan tujuan belajar yang belum terselesaikan. kalau memungkinkan pada semester selanjutnya bisa diintervensi maka guru bisa melakukan penguatan-penguatan untuk mencapai TP yang belum diselesaikan dalam semester sebelumnya. Hal ini merupakan fleksibilitas dalam kurikulum Merdeka siswa menjadi konsentrasi menjadi titik tekan bagi guru untuk melihat tentang kemampuan peserta didik, karena setiap peserta didik memiliki kecepatan belajar yang berbeda-beda.
  4. Menggunakan berbagai teknik asesmen

 

Asesmen Diagnostik/Formatif

·         Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan

·         Asesmen ini termasuk dalam kategori asesmen formatif karena dijtujukan untuk kebutuhan guru dalam merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penialaian hasil belajar peserta didik yang dilaporkna dalam rapor.

·         Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat.

·         Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau ditengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran.

Salah satu acuan dalam memberikan umpan balik

a.       Klarifikasi       : Ajukan pertanyaan klarifikasi

b.      Nilai               : Berikan komentar atas kekuatan yang terlihat

c.       Perhatian         : Berikan komentar jika ada hal yang kurang sesuai/kurang lengkap dan  menjadi perhatian kita

d.      Saran               : Berikan saran untuk pengembangan

e.       Apresiasi         : Pujian atas usaha yang dilakukan

 

Teknik dan Instrumen Asesmen

Terdapat berbagai teknik dalam melakukan asesmen, pendidik diberikan keleluasaan memilih teknik dan instrumen agar asesmen selaras dengan kegiatan pembelajaran. Sehingga hasil belajar peserta didik valid dan dapat ditindak lanjuti

Teknik Asesmen

  • Teknik observasi

Peserta didik diamati secara berkala, dengan fokus secara keseluruhan maupun individu. Observasi bisa dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/harian.

  • Teknik penilaian kinerja

Asesmen performa dapat berupa praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, dan membuat portofolio.

  • Teknik tes tertulis dan lisan

Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis

  • Tes Lisan

Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran

  • Teknik portofolio

Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan (reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu.

Intsrumen Asesmen

  • Rubrik

Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian kinerja peserta didik. Capaian kinerja dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.

  • Ceklist

Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik atau elemen yang dituju

  • Catatan Anekdotal

Catatan singkat hasil observasi pada peserta didik. Berisi catatan performa dan perilaku peserta didik yang penting, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisa dari observasi yang telah dilakukan.

  • Grafik Perkembangan

Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan belajar peserta didik.

 

Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

Pengolahan hasil penilaian dapat dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap data hasil pelaksanaan penilaian yang berupa angka dan/atau deskripsi. Pendidik perlu menentukan kriteria untuk memetakan ketercapaian tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran, pendidik perlu menetapkan kriteria atau indikator ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini dikembangkan saat pendidik merencanakan asesmen, yang dilakukan saat pendidik menyusun perencanaan pembelajaran, baik dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran ataupun modul ajar.

Tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak (misalnya 75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling disarankan adalah menggunakan deskripsi, namun jika dibutuhkan, pendidik diperkenankan untuk menggunakan interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan sebagainya). Kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran dapat dikembangkan menggunakan beberapa pendekatan. Dalam menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:

1.      Menggunakan deskripsi kriteria

Pendidik dapat menggunakan deskripsi kriteria sesuai dengan TP yang sudah ditentukan.

2.      Menggunakan rubrik

3.      Menggunakan interval nilai

Peserta didik tidak bisa dijustifikasi tentang ini mampu atau tidak mampu, tetapi secara faktual guru bisa melihat dan memastikan bahwa kemampuan anak pada materi ini atau pada tujuan pembelajaran ini berada pada tingkatan mana

 

Pengolahan Hasil Asesmen

1.      Mengolah Hasil Asesmen dalam Satu Tujuan Pembelajaran

Asesmen sumatif dilaksanakan secara periodik setiap selesai satu atau lebih tujuan pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah menjadi capaian dari tujuan pembelajaran setiap peserta didik. Pendidik dapat menggunakan data kualitatif sebagai hasil asesmen tujuan pembelajaran peserta didik. Namun, dapat juga menggunakan data kuantitatif dan mendeskripsikannya secara kualitatif. Pendidik diberi keleluasaan untuk mengolah data kuantitatif, baik secara rerata maupun proporsional.

2.      Mengolah Capaian Tujuan Pembelajaran menjadi Nilai Akhir

Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran, data kuantitatif langsung diolah, sedangkan untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan penjelasan mengenai kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang belum dikuasai, dan dapat ditambahkan tindak lanjut secara ringkas bila ada. Contoh Pengolahan Tujuan Pembelajaran menjadi Nilai Akhir dapat dilakukan melalui 2 cara berdasarkan bentuk datanya:

Cara 1

Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan.

Asumsi: satuan pendidikan menggunakan rentang nilai untuk ketercapaian tujuan pembelajaran. Rentang ini bisa sama untuk setiap mapel atau berbeda, tergantung kesepakatan para pendidik di satuan pendidikan.

Ketuntasan ditentukan untuk setiap tujuan pembelajaran, bukan hasil akhir pengolahan nilai sumatif per mata pelajaran. Ketidaktuntasan ditandai (*) di tujuan pembelajaran tertentu saja. Hal ini bertujuan untuk mengkomunikasikan kepada orang tua dan peserta didik tentang tujuan pembelajaran mana yang belum dituntaskan oleh peserta didik.

Cara 2

Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor).

Asumsi: Penilaian tujuan pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan rubrik 4 kategori yaitu:

·         Perlu bimbingan (1) peserta didik masih kesulitan dan sangat bergantung pada bimbingan

·         Cukup (2) peserta didik masih kesulitan dalam mencapai sebagian tujuan pembelajaran

·         Baik (3) peserta didik sudah menuntaskan sebagian besar indikator tujuan pembelajaran

·         Sangat Baik (4) peserta didik mengikuti pembelajaran selanjutnya dan dilibatkan diberikan pengayaan

 

Pendidik tidak mencampur penghitungan dari hasil asesmen formatif dan sumatif karena asesmen formatif dan sumatif memiliki fungsi yang berbeda. Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik pada proses sehingga asesmen formatif bukan menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu membagi asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif agar peserta didik dapat menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam kondisi yang optimal (tidak terburu-buru atau tidak terlalu padat). Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa kegiatan asesmen tersebut

 

Pengolahan Hasil Asesmen

Pelaporan hasil penilaian (asesmen) dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar. Laporan hasil belajar merupakan dokumen yang disusun berdasarkan pengolahan hasil Penilaian. Bentuk-bentuk laporan hasil belajar diantaranya:

1.      Rapor

Laporan hasil belajar hendaknya bersifat sederhana dan informatif. Dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut bagi pendidik, satuan pendidikan dan orang tua untuk mendukung capaian pembelajaran.

2.      Portofolio

Kumpulan dokumen dari hasil karya peserta didik. Isi portofolio adalah hasil karya peserta didik yang dipilih oleh peserta didik, berdasarkan hasil diskusi dengan pendidik. Portfolio bisa berupa foto, video, infografis, poster atau karya apapun yang bukan berupa lembar soal - jawaban.

3.      Diskusi/Konferensi

Berbagi informasi antara pendidik, peserta didik dan orang tua. Sekolah perlu menentukan fungsi dari suatu diskusi untuk dapat mengembangkan struktur, dan kegiatannya melibatkan menentukan target belajar. Diskusi atau konferensi bisa dalam struktur formal maupun informal.

4.      Pameran Karya

Tujuan dari pameran karya adalah sebagai perayaan proses belajar peserta didik dan juga sebagai asesmen sumatif. Pameran karya berisi proses dari pembelajaran hingga produk dari sebuah proyek belajar. Pameran karya bisa mengundang orang tua peserta didik, komunitas sekolah maupun mengundang peserta didik dan pendidik dari sekolah lain untuk saling belajar dan mendapatkan umpan balik dari audiens yang lebih luas selain pendidik kelas.

 

Mekanisme Kenaikan Kelas

Dalam Kurikulum Merdeka penggunaan fase dalam Capaian Pembelajaran adalah salah satu alasan mengapa peserta didik dapat terus naik kelas bersama teman-teman sebayanya meskipun ia dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang ditargetkan untuk dicapai pada kelas tersebut.

Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning yang sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi atau pembelajaran sesuai tahap capaian (teaching at the right level). Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran yang sama dalam setiap pertemuan, namun bagi peserta didik yang tidak dapat mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran perlu ditindaklanjuti dengan memberikan perlakukan khusus agar dapat mencapainya. Dengan kata lain, tindakan untuk peserta didik yang berisiko tidak seharusnya menunggu hingga tahun ajaran, tetapi perlu segera diberikan.

Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang tidak tercapai sampai saatnya kenaikan kelas, maka pada rapor peserta didik tersebut dituangkan nilai aktual yang dicapai dan dideskripsikan bahwa peserta didik tersebut masih memiliki tujuan pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya.

Dalam proses penentuan peserta didik tidak naik kelas, perlu dilakukan musyawarah dan pertimbangan yang matang sehingga opsi tidak naik kelas menjadi pilihan paling akhir apabila seluruh pertimbangan dan perlakuan telah dilaksanakan.

Setiap peserta didik memiliki kecepatan belajar yang berbeda-beda. Peserta didik perlu diberi kesempatan dan keluasan waktu dalam mencapai tujuan pembelajaran (TP) yang akan diukur pada satu fase tertentu. Apabila terdapat peserta didik yang belum menuntaskan capaian tujuan pembelajaran pada tahapan tertentu, seperti akhir semester atau akhir kelas maka peserta didik berhak memperoleh kesempatan untuk belajar pada tahapan selanjutnya (termasuk kenaikan kelas), dengan tetap menuntaskan tujuan pembelajaran yang belum diselesaikan


PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN PELAJAR RAHMATAN LIL’ALAMIN

BERBASIS MENU ADAFTIF LOKAL

 

Tahapan Pelaksanaan P5PPRA Berbasis Menu Adaptif Lokal

1.        Merancang alokasi waktu projek dan dimensi

2.        Membentuk tim fasilitasi projek

Sekolah menentukan guru-guru merencanakan projek dan membuat modul projek, mengelola projek dan mendampingi peserta didik dalam melakukan projek penguatan profil pelajar Pancasila

3.        Identifikasi tingkat kesiapan sekolah

4.        Pemilihan tema umum

Tim fasilitasi bersama sekolah memilih minimal dua tema (Fase A,B,C) dan minimal tiga tema (Fase D,E,F) dari tujuh tema yang ditetapkan oleh Kemendikbud – Dikti untuk dijalankan dalam satu tahun ajaran berdasarkan isu yang relevan di lingkungan.

5.        Penentuan tema spesifik

Dari tema besarvtim fasilitasi projek juga bersama peserta didik menentkan ruang lingkup isu yang spesifik sebagai projek.

6.        Melaksanakan asesmen diagnistik

Tim fasilitasi projek menyusun asesmen diagnostic untuk mengetahui elemen dari kesiapan peserta didik pada fasenya sebagai acuan menyusunalur projek

7.        Pemilihan elemen dan sub-elemen Profil Pelajar Pancasila serta penentuan kriteria pencapaian

Fokus pengembangan pada peserta didik di setiap projek

8.        Merencanakan asesmen formatif dan sumatif

Tim fasilitasi projek menentukan bentuk-bentuk asesmen performa (formatif, sumatif) yang sesuai dengan tujuan kegiatan projek

9.        Eksplorasi dan pengembangan

Tim fasilitasi projek membuat alur projek yang berisi kegiatan

10.    Melaksanakan kegiatan projek

Tim fsilitasi projek melakukan bentuk-bentuk asesmen performa formatif untuk memastikan keberlanjutan

11.    Melaksanakan asesmen dan perayaan projek

Tim fasilitasi projek melakukan bentuk-bentuk asesmen performa sumatif yang sesuai dengan tujuan kegiatan dan perayaan ketercapaian peserta didik terhadap projeknya

12.    Menentukan pengolahan asesmen dan pelaporan projek

Tim fasilitasi projek menyusun pelaporan projek berdasarkan asesmen-asesmen performa

13.    Evaluasi dab tindak lanjut

Best Practice P5PPRA Bermenu Adaptif Lokal

Karakter yang dikembangkan

1.      Bersyukur kepada Allah SWT.

2.      Berfikir kritis dan bernalar

3.      Leadership kolaboratif

4.      Kemandirian

Fun/Bahagia




Post a Comment

0 Comments